Kasino Dan Bisnis Perjudian London Yang Harus Kembali Menelan Pil Pahit – Kondisi pandemi yang telah terjadi sejak awal tahun memang membawa dampak besar. Bahkan hingga akhir tahun ini, kondisi masih belum sepenuhnya pulih. Lebih parahnya lagi, beberapa lokasi, baik itu kota ataupun negara, justru mengalami kondisi yang lebih parah dengan munculnya gelombang penularan virus kedua dan gelombang lanjutan lainnya. Hal ini tentu sangat memberatkan pemerintah setempat dalam mengupayakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persebaran virus ini dan menekan penyebaran lanjutan sebagai upaya pencegahan. Yang mendapatkan dampak dari pandemi ini tidak hanya sektor ekonomi dan kesehatan saja. Berbagai sektor lainnya pun harus menelan pil pahit atas kondisi yang telah berlangsung cukup lama ini.
Salah satu sektor yang mengalami dampak ini adalah sektor perjudian. Judi yang biasanya dimainkan di kasino akhirnya tidak bisa dilakukan lagi dengan adanya kebijakan lockdown dan karantina yang ditetapkan. Orang-orang dilarang berkumpul dalam suatu ruangan atau bahkan lingkungan outdoor. Dengan ini, kasino pun secara tidak langsung tertekan karena pengunjung berkurang. Bahkan, beberapa tempat secara spesifik melarang kasino, hotel, restoran, dan tempat lainya untuk tidak beroperasi sementara waktu selama masa lockdown dan karantina. Hal ini terjadi pula di kota London. Setelah tutup dan berhenti beroperasi cukup lama sejak awal merebaknya pandemi ini, para pengusaha kasino di London sudah bisa agak bernafas lega sejak 2 Desember 2020 lalu karena kasino telah diijinkan beroperasi lagi. Sebenarnya, kasino sudah bisa beroperasi sejak Agustus lalu, namun ada beberapa pembatasan, seperti layanan yang harus tutup di bawah jam 11 malam. Baru setelah lockdown dicabut di awal Desember ini, kasino bisa beroperasi dengan normal.
Namun, nampaknya kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Solusi lockdown yang dikenal juga dengan istilah circuit breaker tersebut ternyata tidak sepenuhnya efektif. Bahkan, London kembali menghadapi kondisi peningkatan jumlah kasus positif COVID-19. Yang lebih parahnya lagi, virus yang muncul kali ini diyakini sebagai varian baru dari virus COVID-19. Matt Hancock selaku perwakilan dari departemen kesehatan Inggris mengatakan bahwa varian mutasi dari virus COVID-19 ini diyakini tidaklah lebih berbahaya dari virus yang ada. Selain itu, tidak ada juga resistensi terhadap vaksin yang saat ini sedang gencar dikembangkan. Namun, yang menjadi masalah adalah kemampuan virus ini yang mampu menyebar dengan lebih cepat dari virus COVID-19. Ini pula yang diyakini menjadi alasan peningkatan tajam kasus positif yang terjadi di London.
Untuk menanggapi kondisi ini, Hancock pun mengatakan bahwa London akan memulai lockdown kembali, dan kali ini akan menerapkan level 3. Ini merupakan level tertinggi dalam upaya pembatasan dan penanganan pandemi. Dengan demikian, nantinya berbagai kegiatan yang melibatkan banyak orang berkumpul di suatu tempat akan dilarang kecuali memang itu adalah orang-orang yang dalam satu keluarga dan tinggal dalam satu rumah yang sama. Oleh karena itu pula, tempat seperti pub, restoran, hingga pusat hiburan seperti kasino harus tutup selama masa lockdown ini.
Hal ini tentu akan kembali memperparah dampak yang harus diterima oleh bisnis kasino dan perjudian yang ada di London, dan bahkan di seluruh Inggris. Dari data yang diterima oleh Betting and Gaming Council selaku dewan yang mengelola perjudian di negara ini, terlihat bahwa sektor perjudian harus mengalami penurunan hingga 70% di bulan Oktober lalu bila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Bahkan, Genting selaku salah satu pengelola kasino terbesar pun berencana untuk merumahkan lebih dari 1600 pekerja dan akan menutup beberapa kasinonya. Tak hanya itu saja, Rendezvous Casino Southend bahkan akan tutup secara permanen karena pandemi ini.